Friday, December 5, 2008

TEMAN ADALAH HADIAH

Seperti hadiah, ada yang bungkusnya bagus dan ada yang bungkusnya jelek.
Yang bungkusnya bagus punya wajah rupawan, atau kepribadian yang menarik.

Yang bungkusnya jelek punya wajah biasa saja, atau kepribadian yang biasa saja, atau malah menjengkelkan.

Seperti hadiah, ada yang isinya bagus dan ada yang isinya jelek.
Yang isinya bagus punya jiwa yang begitu indah sehingga kita terpukau ketika berbagi rasa dengannya, ketika kita tahan menghabiskan waktu berjam-jam saling bercerita dan menghibur, menangis bersama, dan tertawa bersama..
Kita mencintai dia dan dia mencintai kita.

Yang isinya buruk punya jiwa yang terluka.
Begitu dalam luka-lukanya sehingga jiwanya tidak mampu lagi mencintai, justru karena ia tidak merasakan cinta dalam hidupnya.
Sayangnya yang kita tangkap darinya seringkali justru sikap penolakan, dendam, kebencian, iri hati, kesombongan, amarah, dll.

Kita tidak suka dengan jiwa-jiwa semacam ini dan mencoba menghindar dari mereka.
Kita tidak tahu bahwa itu semua BUKANlah karena mereka pada dasarnya buruk, tetapi ketidakmampuan jiwanya memberikan cinta karena justru ia membutuhkan cinta kita, membutuhkan empati kita, kesabaran dan keberanian kita untuk mendengarkan luka-luka terdalam yang memasung jiwanya.

Bagaimana bisa kita mengharapkan seseorang yang terluka lututnya berlari bersama kita?
Bagaimana bisa kita mengajak seseorang yang takut air berenang bersama kita?


Luka di lututnya dan ketakutan terhadap airlah yang mesti disembuhkan, bukan mencaci mereka karena mereka tidak mau berlari atau berenang bersama kita.
Mereka tidak akan bilang bahwa "lutut" mereka luka atau mereka takut air",
mereka akan bilang bahwa mereka tidak suka berlari atau mereka akan bilang berenang itu membosankan dll.

It's a defense mechanism. Itulah cara mereka mempertahankan diri.

Mereka tidak akan bilang: "Aku tidak bisa menari"
Melainkan : "Menari itu tidak menarik."

Mereka tidak akan bilang: "Aku membutuhkan kamu"
Melainkan : "Tidak ada yang cocok denganku."

Mereka tidak akan bilang: "Aku kesepian"
Melainkan : "Teman-temanku sudah lulus semua"


Mereka tidak akan bilang: "Aku butuh diterima"
Melainkan : "Aku ini buruk, siapa yang bakal tahan denganku.."

Mereka tidak akan bilang: "Aku ingin didengarkan"
Melainkan: "Kisah hidupku membosankan. ."

Setiap jiwa adalah ciptaan Allah yang berpotensi serupa dengan Dia , tidak ada yang "jelek" , mereka patut dikasihi apapun penampilan dan perbuatannya.
PerintahNya :" Kasihilah sesamamu seperti mengasihi dirimu sendiri"


Mereka semua hadiah buat kita, entah bungkusnya bagus atau jelek, entah isinya bagus atau jelek. Dan jangan tertipu oleh kemasan.
Hanya ketika kita bertemu jiwa-dengan- jiwa, kita tahu hadiah sesungguhnya yang sudah disiapkanNya buat kita.

Berikanlah makna di dlm kehidupan Anda bukan hanya untuk diri Anda sendiri saja melainkan juga untuk membahagiakan sesama manusia di dlm lingkungan kehidupan Anda.

Berikanlah waktu Anda dgn digabung oleh rasa kasih!
Seorang sahabat sama seperti satu permata yg tak ternilai harganya.
Seorang kawan bisa membuat kita ceria, membuat kita terhibur.
Mereka meminjamkan kupingnya kepada kita pada saat kita membutuhkannya.

Mereka bersedia membuka hati maupun perasaannya untuk berbagi suka dan duka dgn kita pada saat kita membutuhkannya.

Maka dari itu janganlah buang waktu yg Anda miliki, janganlah sia2 akan waktu yg sedemikian berharganya.
Bagikanlah sebagian dari waktu yg Anda miliki untuk seorang kawan.

Pasti waktu yg Anda berikan tsb akan berbalik kembali seperti juga satu lingkaran walaupun terkadang kita tidak tahu dari mana dan dari siapa datangnya.

Mulailah kita awali dgn membagikan waktu kita sejenak dgn menforward artikel ini kepada semua kawan atau sahabat yg membutuhkannya.

Dgn ucapan I care about you!

Love is`nt Blind

*" When two people love each other, nothing is more imperative and
delightful than giving. " *- Guy de Maupassant -

Cinta berpijak pada perasaan sekaligus akal sehat. Miskonsepsi pertama yang
ditentang Bowman adalah manusia jatuh cinta dengan menggunakan perasaan
belaka. Betul, kita jatuh cinta dengan hati. Tapi agar tidak menimbulkan
kekacauan di kemudian hari, kita diharapkan untuk juga menggunakan akal
sehat.

Bohong besar kalau kita bisa jatuh cinta dengan begitu saja tanpa bisa
mengelak. Yang sesungguhnya terjadi, proses jatuh cinta dipengaruhi tradisi,
kebiasaan, standar, gagasan, dan deal kelompok dari mana kita berasal.


Bohong besar pula kalau kita merasa boleh berbuat apa saja saat jatuh cinta,
dan tidak bisa dimintai pertanggungjawaban bila perbuatan-perbuatan impulsif
itu berakibat buruk suatu ketika nanti.

Kehilangan perspektif bukanlah pertanda kita jatuh cinta, melainkan sinyal
kebodohan. Cinta membutuhkan proses, Bowman juga menolak anggapan cinta bisa
berasal dari pandangan pertama. "Cinta itu tumbuh dan berkembang dan
merupakan emosi yang kompleks," katanya.

Untuk tumbuh dan berkembang, cinta membutuhkan waktu. Jadi memang tidak
mungkin kita mencintai seseorang yang tidak ketahuan asal-usulnya dengan
begitu saja.

Cinta tidak pernah menyerang tiba-tiba, tidak juga jatuh dari langit. Cinta
datang hanya ketika dua individu telah berhasil melakukan orientasi ulang
terhadap hidup dan memutuskan untuk memilih orang lain sebagai titik fokus
baru. Yang mungkin terjadi dalam fenomena "cinta pada pandangan pertama"
adalah pasangan terserang perasaan saling tertarik yang sangat kuat bahkan
sampai tergila-gila. Kemudian perasaan kompulsif itu berkembang jadi cinta
tanpa menempuh masa jeda. Dalam kasus "cinta pada pandangan pertama", banyak
orang tidak benar-benar mencintai pasangannya, melainkan jatuh cinta pada
konsep cinta itu sendiri. Sebaliknya dengan orang yang benar-benar mencinta,
mereka mencintai pasangan sebagai persolinatas yang utuh.

Cinta tidak menguasai dan mengalah, tapi berbagi. Bukan cinta namanya bila
kita berkehendak mengontrol pasangan. Juga bukan cinta bila kita bersedia
mengalah demi kepuasan kekasih. Orang yang mencinta tidak menganggap kekasih
sebagai atasan atau bawahan, tapi sebagai pasangan untuk berbagi, juga untuk
mengidentifikasi diri. Bila kita berkeinginan menguasai kekasih (membatasi
pergaulannya, melarangnya beraktivitas positif, mengatur seleranya
berbusana, selalu mengkritik semua kekurangannya) atau melulu mengalah
(tidak protes bila kekasih berbuat buruk, tidak keberatan dinomorsekiankan),
berarti kita belum siap memberi dan menerima cinta.

Cinta itu konstruktif.
Individu yang mencinta berbuat sebaik-baiknya demi kepentingan sendiri
sekaligus demi (kebanggaan) pasangan. Dia berani berambisi, bermimpi
konstruktif, dan merencanakan masa depan. Sebaliknya dengan yang jatuh cinta
impulsif. Bukannya berpikir dan bertindak konstruktif, dia kehilangan
ambisi, nafsu makan, dan minat terhadap masalah sehari-hari. Yang dipikirkan
hanya kesengsaraan pribadi. Impiannya pun tak mungkin tercapai. Bahkan
impian itu bisa menjadi subsitusi kenyataan.

Cinta tidak melenyapkan semua masalah Penganut faham romantik percaya cinta
bisa mengatasi masalah. Seakan-akan cinta itu obat bagi segala penyakit
(panacea). Kemiskinan dan banyak problem lain diyakini bisa diatasi dengan
berbekal cinta belaka. Faktanya, cinta tidaklah seajaib itu. Cinta hanya
bisa membuat sepasang kekasih berani menghadapi masalah. Permasalahan
seberat apapun mungkin didekati dengan jernih agar bisa dicarikan jalan
keluar. Orang yang tengah mabuk kepayang-berarti tidak benar-benar
mencinta-cenderung membutakan mata saat tercegat masalah. Alih-alih
bertindak dengan akal sehat, dia mengenyampingkan problem.

Cinta cenderung konstan
Ya, cinta itu bergerak konstan. Maka kita patut curiga bila grafik perasaan
kita pada kekasih turun naik sangat tajam. Kalau saat jauh kita merasa
kekasih lebih hebat dibanding saat bersama, itu pertanda kita
mengidealisasikannya, bukan melihatnya secara realistis. Lantas saat kembali
bersama, kita memandang kekasih dengan lebih kritis dan hilanglah segala
bayangan hebat itu. Sebaliknya berhati-hatilah bila kita merasa kekasih
hebat saat kita berdekatan dengannya dan tidak lagi merasakan hal yang sama
saat dia jauh. Hal sedemikian menandakan kita terkecoh oleh daya tarik
fisik.

Cinta terhitung sehat bila saat dekat dan jauh dari pasangan, kita
menyukainya dalam kadar sebanding.

Cinta tidak bertumpu pada daya tarik fisik
Dalam hubungan cinta, daya tarik fisik memang penting. Tapi bahaya bila kita
menyukai kekasih hanya sebatas fisik dan membencinya untuk banyak faktor
lainnya. Saat jatuh cinta, kita menikmati dan memberi makna penting bagi
setiap kontak fisik. Kontak fisik, ketahuilah, hanya terasa menyenangkan
bila kita dan pasangan saling menyukai personalitas masing-masing. Maka
bukan cinta namanya, melainkan nafsu, bila kita menganggap kontak fisik
hanya memberi sensasi menyenangkan tanpa makna apa-apa. Dalam cinta, afeksi
terwujud belakangan saat hubungan kian dalam. Sedang nafsu menuntut pemuasan
fisik sedari permulaan.

Cinta tidak buta, tapi menerima
Cinta itu buta? Tidak sama sekali. Orang yang mencinta melihat dan menyadari
sisi buruk kekasih. Karena besarnya cinta, dia berusaha menerima dan
mentolerir. Tentu ada keinginan agar sisi buruk itu membaik. Namun keinginan
itu haruslah didasari perhatian dan maksud baik. Tidak boleh ada kritik
kasar, penolakan, kegeraman, atau rasa jijik. Nafsulah yang buta. Meski
pasangan sangat buruk, orang yang menjalin hubungan dengan penuh nafsu
menerima tanpa keinginan memperbaiki. Juga meninggalkan pasangan saat
keinginannya terpuaskan, hanya karena pasangan punya secuil keburukan yang
sangat mungkin diperbaiki.


Cinta memperhatikan kelanjutan hubungan
Orang yang benar-benar mencinta memperhatikan perkembangan hubungan dengan
kekasih. Dia menghindari segala hal yang mungkin merusak hubungan. Sebisa
mungkin dia melakukan tindakan yang bisa memperkuat, mempertahankan, dan
memajukan hubungan. Orang yang sedang tergila-gila mungkin saja berusaha
keras menyenangkan kekasih. Namun usaha itu semata-mata dilakukan agar
kekasih menerimanya, sehingga tercapailah kepuasan yang diincar. Orang yang
mencinta menyenangkan pasangan untuk memperkuat hubungan.

Cinta berani melakukan hal menyakitkan
Selain berusaha menyenangkan kekasih, orang yang sungguh-sungguh mencinta
memiliki perhatian, keprihatinan, pengertian, dan keberanian untuk melakukan
hal yang tidak disukai kekasih demi kebaikan. Seperti seorang ibu yang
berkata "tidak" saat anaknya meminta es krim, padahal sedang flu.

Begitulah kita semua seharusnya bersikap pada pasangan....

Pilih Jadi Pacar atau Teman

Sahabat biasanya menjadi teman berbagi dalam suka dan duka.
Kedekatan dengan sahabat biasanya tak lagi terukur. Namun bagaimana
bila perasaan tersebut berubah menjadi cinta. Ini tipsnya!

1. Galilah secara mendalam perasaan Anda. Apakah benar yang dirasakan
cinta atau hanya emosi sesaat saja. Tahapan ini paling penting, karena
menentukan langkah Anda berikutnya.

2. Jika ternyata hal itu hanyalah emosi sesaat, secepatnya pulihkan
perasaan Anda. Aturlah agar hubungan dengan sahabat kembali seperti
semula.

3. Namun jika ternyata itu benar perasaan cinta, maka masih banyak
yang harus Anda persiapkan. termasuk strategi untuk menyampaikan
perasaan Anda terhadap sahabat. Ingat, resikonya sungguh besar, karena
bisa saja Anda kehilangan hubungan persahabatan yang telah terjalin lama.


4. Cari tahu apa yang membuat perasaan Anda berubah padanya.
Penampilankah atau memang dia orang yang anda idamkan selama ini,
namun tidak disadari. Jika memang alasannya cukup kuat, maka jangan
ragu untuk menyampaikan perasaan Anda.

5. Ajak sahabat yang lain untuk bertukar pikiran, agar Anda dapat
mendapatkan gambaran yang objektif mengenai situasi ini.

6. Jangan lupa untuk mempertimbangkan perasaan sahabat Anda.

Tips Valentine untuk Jomblo

Jangan bersedih karena hiruk-pikuk Hari Valentine. Kelak kalau sudah
memiliki pasangan, anda juga bisa menikmatinya.

JAKARTA, KAMIS - Kata Paddi Rice, Presiden dan Pendiri Executive
Search Dating: The Dating Hunter, yang berpusat di Vancouver, Kanada,
Hari Valentine bisa menjadi hari yang penuh stres bagi mereka yang
masih sendiri alias para jomblo yang biasa merayakannya. "Ada beberapa
hal sederhana yang bisa dilakukan oleh para single untuk menjadikan
Hari Valentine waktu yang menyenangkan," katanya lagi.

Aslinya, dos dan don'ts ini ditujukan oleh Rice untuk para jomblo di
Vancouver. Tapi, para single di tempat-tempat lain boleh juga
memanfaatkan tips ini.

1. Usahakan untuk tidak melakukan kencan pertama di Hari Valentine.
Kencan pertama akan berjalan lebih baik tanpa tekanan.

2. Jadikan malam pada Hari Valentine mengasyikkan. Manjakan diri anda
dengan perlakuan istimewa atau hang-out di dalam kota bareng beberapa
teman senasib.

3. Tegarlah. Jangan biarkan diri anda menjadi sedih karena hiruk-pikuk
Hari Valentine, yang terlihat antara lain dari banyaknya toko yang
menjual bunga, cokelat, dan boneka. Pikirkan saja, di masa mendatang
akan ada banyak hal yang bisa anda nikmati kalau anda kelak menemukan
pasangan.

Thursday, December 4, 2008

Tulisan Di Atas Pasir

Di pesisir sebuah pantai, tampak dua anak sedang berlari-larian, bercanda, dan bermain dengan riang gembira. Tiba-tiba, terdengar pertengkaran sengit di antara mereka. Salah seorang anak yang bertubuh lebih besar memukul temannya sehingga wajahnya menjadi biru lebam. Anak yang dipukul seketika diam terpaku. Lalu, dengan mata berkaca-kaca dan raut muka marah menahan sakit, tanpa berbicara sepatah kata pun, dia menulis dengan sebatang tongkat di atas pasir: "Hari ini temanku telah memukul aku !!!"

Teman yang lebih besar merasa tidak enak, tersipu malu tetapi tidak pula berkata apa-apa. Setelah berdiam-diaman beberapa saat, ya ...dasar-anak-anak, mereka segera kembali bermain bersama. Saat lari berkejaran, karena tidak berhati-hati, tiba-tiba anak yang dipukul tadi terjerumus ke dalam lubang perangkap yang dipakai menangkap binatang. "Aduh.... Tolong....Tolong!" ia berteriak kaget minta tolong. Temannya segera menengok ke dalam lubang dan berseru, "Teman, apakah engkau terluka? Jangan takut, tunggu sebentar, aku akan segera mencari tali untuk menolongmu." Bergegas anak itu berlari mencari tali. Saat dia kembali, dia berteriak lagi menenangkan sambil mengikatkan tali ke sebatang pohon. "Teman, aku sudah datang! Talinya akan kuikat ke pohon, sisanya akan kulemparkan ke kamu. Tangkap dan ikatkan dipinggangmu, pegang erat-erat, aku akan menarikmu keluar dari lubang."

Dengan susah payah, akhirnya teman kecil itu pun berhasil dikeluarkan dari lubang dengan selamat. Sekali lagi, dengan mata berkaca-kaca, dia berkata, "Terima kasih, sobat!" Kemudian, dia bergegas berlari mencari sebuah batu karang dan berusaha menulis di atas batu itu, "Hari ini, temanku telah menyelamatkan aku."

Temannya yang diam-diam mengikuti dari belakang bertanya keheranan, "Mengapa setelah aku memukulmu, kamu menulis di atas pasir dan setelah aku menyelamatkanmu, kamu menulis di atas batu?" Anak yang di pukul itu menjawab sabar, "Setelah kamu memukul, aku menulis di atas pasir karena kemarahan dan kebencianku terhadap perbuatan buruk yang kamu perbuat, ingin segera aku hapus, seperti tulisan di atas pasir yang akan segera terhapus bersama tiupan angin dan sapuan ombak."

"Tapi, ketika kamu menyelamatkan aku, aku menulis di atas batu, karena perbuatan baikmu itu pantas dikenang dan akan terpatri selamanya di dalam hatiku, sekali lagi, terima kasih sobat."

"Hidup dengan memikul beban kebencian, kemarahan dan dendam, sungguh melelahkan. Apalagi bila orang yang kita benci itu tidak sengaja melakukan bahkan mungkin tidak pernah tahu bahwa dia telah menyakiti hati kita, sungguh ketidakbahagiaan yang sia-sia.

Memang benar.... bila setiap kesalahan orang kepada kita, kita tuliskan di atas pasir, bahkan di udara, segera berlalu bersama tiupan angin, sehingga kita tidak perlu kehilangan setiap kesempatan untuk berbahagia.

Sebaliknya... tidak melupakan orang yang pernah menolong kita, seperti tulisan yang terukir di batu karang. Yang tidak akan pernah hilang untuk kita kenang selamanya."

Salam sukses luar biasa!!